Untukbiaya operasional, Panti Asuhan Sahabat Keluarga Indonesia mengandalkan bantuan donasi dari para donatur. Bila ada modal, panti ingin membuka usaha dari hasil karya anak panti seperti kue. Namun rencana ini belum terlaksana karena panti lebih memprioritaskan dana untuk kebutuhan primer. Saat ini panti sedang membutuhkan dana untuk biaya
Panti Asuhan Arrobitoh membuka pendaftaran setiap tahun dengan waktu pendaftaran menyesuaikan kenaikan kelas sekolah. Adapun syarat dan berkas yang perlu dipersiapkan adalah sebagai berikut 1. Anak Yatim/Yatim-Piatu 2. Surat Kematian Ayah 3. Surat Keterangan Tidak Mampu dari Lurah 4. Usia Minimal 6 Tahun dan Maksimal Kelas 6 SD/MI 5. Sehat Jasmani dan Rohani 6. Dapat Mengikuti Pendidikan di Lembaga Pendidikan Formal 7. Menyerahkan Akte Kelahiran atau Surat Keterangan Kenal Lahir 8. Menyerahkan Kartu Keluarga 9. Melampirkan Medical Check Up Surat Keterangan Sehat dari Puskesmas Setempat 10. Raport Terakhir dan Pas Foto 4x6 tiga Lembar beserta Softcopy Catatan Pendaftaran tidak dipungut biaya apapun dan seluruh biaya hidup dan pendidikan anak asuh ditanggung oleh yayasan GRATIS
Padabulan April 2020, Pemkab Paluta memberikan Izin operasional Panti Asuhan atau Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) melalui keputusan Kepala Dinas Sosial Kabupaten Padang Lawas Utara Nomor: 460/179/2020 tanggal 01 April 2020. Ketika ditanya mengenai kendala apa saja yang dihadapi, Ustadz Panyambung Harahap mengatakan kebutuhan pokok
Anak asuh Yayasan Al Ikhlas saat berinteraksi dengan salah satu donatur. Foto-foto Masruroh/BasraPandemi COVID-19 yang sudah berlangsung selama lebih dari lima bulan, memberi pengaruh yang signifikan terhadap kehidupan anak yatim dan duafa di panti asuhan. Salah satunya seperti yang dialami Panti Asuhan Al Ikhlas di Surabaya. Sejak pandemi, banyak donatur tidak bisa lagi menyalurkan bantuannya kepada panti asuhan. Kondisi ini sangat berpengaruh bagi kehidupan 76 anak yatim dan duafa yang diasuh di panti asuhan itu."Donatur dari jamaah masjid di daerah ini masih tetap berjalan meski berkurang sekitar 40 persen. Donatur spontan yang tidak ada sama sekali selama pandemi merebak," ujar Nurr Rahmawati, Ketua Yayasan Al Ikhlas, saat dijumpai Basra usai penyerahan donasi buku dan peralatan alat tulis dari Rotary Club Surabaya Kaliasin, 18/8.Lebih lanjut Nurr mengungkapkan, biaya sekolah dan biaya kebutuhan makan anak asuhnya, selama ini sebagian besar berasal dari uang para donatur. Ke 76 anak asuhnya berusia jenjang PAUD hingga pandemi pula, pihaknya terpaksa mengembalikan anak yatim yang sebelumnya tinggal di panti kepada keluarganya."Sebelum pandemi, ada anak asuh yang tinggal di panti meski tidak semua. Sejak pandemi kita pulangkan mereka, untuk protokol kesehatan juga, tapi kebutuhan makan dan biaya sekolah mereka masih menjadi tanggung jawab kami," tukas perempuan berkacamata 76 anak asuh Panti Asuhan Al Ikhlas tinggal di Surabaya. Untuk kebutuhan makan mereka, lanjut Nurr, akan dikirim langsung ke kediaman masing-masing setiap donatur merosot drastis, namun jumlah anak asuh dan dhuafa Panti Asuhan Al Ikhlas justru bertambah. Nurr menyebutkan di bulan Juli hingga awal Agustus, ada penambahan 5 orang duafa, 4 anak yatim, dan 3 anak piatu yang menjadi asuhannya."Kondisi memang sedang susah, tapi kita tidak bisa menolak mereka, apalagi dari anak yatim yang baru kami asuh ada yang ayahnya meninggal karena COVID-19," itu, Nurr sangat bahagia bila kedatangan donatur yang mau menolong atau memenuhi kebutuhan pangan anak-anak asuhnya. Donasi Buku dan Peralatan TulisSementara itu, Rotary Club Surabaya Kaliasin mendonasikan buku-buku tulis, dan peralatan tulis kepada TK Al Ikhlas, di bawah naungan Yayasan Al Ikhlas. Mayoritas siswa TK tersebut merupakan duafa dan anak Rotary Club Surabaya Kaliasin, Farah Nurani Tjinong, menjelaskan pihaknya berupaya ikut andil dalam sektor pendidikan di tengah pandemi sekarang ini. Apalagi anak didik di jenjang TK merupakan masa pertumbuhan dan buku bisa menjadi stimulus pembelajaran."Semoga dengan bantuan ini bisa menambah semangat anak-anak belajar meski tak bisa langsung datang ke sekolah," ujar Farah. Namundengan adanya pandemi tahun ini dan tahun sebelumnya membuat kami kekurangan uang untuk membayar SPP dan juga biaya masuk sekolah karena banyak dari kami yang sudah mulai masuk jenjang SD - SMA sehingga membutuhkan biaya yang cukup besar. Kami juga perlu dana yang cukup besar untuk mencukupi kebutuhan di Panti Asuhan Oikos Agape.