MenanamMentimun di Pekarangan Seiring dengan meningkatnya taraf hidup masyarakat saat ini, yang mulai memperhatikan pola hidup sehat melalui peningkatan konsumsi sayuran, menuntut ketersediaan produk berkualitas tinggi dan aman dikonsumsi. Penanaman Bibit yang sudah mempunyai 2-3 helai daun sejati (berumur 20 - 23 hari) siap ditanam. Ada
NEGARA, Radar - Musim kemarau yang sudah mulai terjadi, berpotensi kekeringan pada lahan pertanian. Karena itu diharapkan petani mampu memahami kondisi iklim yang dihadapi dan yang akan diprakirakan terjadi ke depannya, dengan melakukan pola tanam dan jenis varietas padi yang tahan kekeringan. Kepala Stasiun Klimatologi BMKG Bali, Aminudin Al Roniri mengatakan bahwa dalam mengahadapi musim kemarau yang terjadi dalam beberapa bulan ke depan, pihaknya sudah melaksanakan sekolah lapang iklim SLI di Subak Tibubeleng, Desa Penyaringan, Selasa 6/7/2023. "SLI yang diselenggarakan dengan mengambil komoditas padi," terangnya, Rabu 7/6/2023. Menurutnya, tujuan diselenggarakan SLI ini adalah mensosialisasikan ragam informasi cuaca dan iklim yang dimiliki BMKG kepada para pengguna, terutama petani. Sehingga diharapkan petani mampu memahami kondisi iklim yang dihadapi dan yang akan diprakirakan terjadi kedepannya. “Petani juga diajak untuk tahu bagaimana cara memperoleh informasi dari BMKG, kemudian menggunakan informasi tersebut dalam rangka perencanaan kegiatan pertanian mereka,” jelasnya. Dalam kegiatan SLI ini diharapkan petani yang di dampingi oleh PPL dan POPT dari BPP Mendoyo mampu menghasilkan rencana aksi dalam bidang pertanian. "Nanti dari SLI ini diharpakan akan benar-benar dilaksanakan dan diaplikasikan di lapangan," ungkapnya, didampingi Koordinator Analisis dan Prakiraan Stasiun Klimatologi BMKG Bali Made Dwi Wiratmaja . Dalam kegiatan SLI yang diselenggarakan Staklim BMKG Bali, melibatkan Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana selaku pemegang kebijakan mengenai pertanian. Kemudian Balai Penerapan Standar Instrumen Pertanian BPSIP yang memberikan rekomendasi bibit padi yang paling cocok untuk kondisi iklim yang diprakirakan akan terjadi tiga bulan ke depan. Selain itu, dari pihak Balai Perlindungan Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan BPTPHBUN yang merekomendasikan pestisida alami atau ramah lingkungan yang kemudian diterapkan di lahan SLI. "Dengan kolaborasi ini diharapkan petani mampu meningkatkan hasil produksi padi pada masa tanam kali ini," ujarnya. Karena pada kemauan tahun ini ada isu El Nino yang akan melanda sejumlah daerah di Indonesia, termasuk di Bali. Fenomena El Nino dapat memberikan dampak kekeringan di sebagian besar wilayah Bali. Berdasarkan data Staklim BMKG Bali yang berkantor di Jembrana ini, data terakhir tanggal 31 mei 2023, terpantau sebagian besar wilayah Jembrana mengalami kekeringan dengan kriteria menengah. Artinya selama 11-20 hari tanpa hujan. "Namun di beberapa wilayah masih ada potensi hujan walau peluangnya kecil," jelasnya. Berbeda dengan wilayah Bali bagian utara, di mana sebagian besar wilayahnya mengalami kekeringan dengan kriteria panjang. Selama 21-30 hari tanpa hujan, sehingga yang perlu diwaspadai karena peluang hujan hingga awal Juni di daerah Bali utara tergolong sangat rendah. Karena itu, perencanaan kegiatan pertanian hendaknya diawali dengan mengetahui prakiraan iklim yang akan terjadi. Sehingga petani mampu untuk menyiapkan langkah antisipasi sebelum kondisi iklim tersebut terjadi dan berpotensi merusak hasil produksi yang tentunya membuat petani merugi. Menurutnya, pada saat musim kemaru ini yang mungkin dapat dilakukan antara lain pemilihan varietas padi yang tahan kekeringan. Kemudian penggunaan air irigasi secara bijaksana, serta bersama-sama menjaga daerah-daerah resapan air di bagian hulu. [ bali]
Kemarau membuat petani padi mencari alternatif lain untuk tetap menyambung hidup. Salah satunya dengan menanam mentimun. Selain waktunya yang relatif singkat, hasilnya cukup menggiurkan. “Masa panen timun hanya perlu waktu satu setengah bulan, berbeda dengan padi yang harus menunggu tiga sampai empat bulan,” ujar Aziz, petani asal CIREBON - Petani di Desa Palir, Kecamatan Tengah, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, melakukan alih tanam dari tanaman padi ke mentimun pada musim ketiga tanam padi atau petani menyebutkan, tanaman mentimun tidak membutuhkan air lebih banyak dibandingkan padi. Selain itu, alih tanam pun dilakukan agar lahan tetap produktif di musim 45, petani di Desa Palir, mengatakan, tanaman mentimun dalam kurun waktu 70 hingga 80 hari. Sedangkan untuk tanaman padi, bisa dipanen dalam waktu paling cepat 100 hari."Alih tanam sudah dilakukan lima tahun terakhir ini, karena kalau padi sudah tidak mungkin di musim, risiko rugi dan gagal panennya lebih besar," kata Nining, Minggu 4/10/2020. Nining mengatakan, selain kemarau, para petani pun kesulitan mendapatkan pupuk subsidi dari pemerintah. Sehingga untuk perawatan, petani menggunakan pupuk kandang yang didapatkan dari para pengepul."Kalau tahun lalu, kesulitannya karena kemarau, sekarang ditambah susah pupuk," lainnya, Rahmat 50, mengatakan, para petani yang melakukan alih tanam, biasanya akan kembali menanam padi pada musim tanam pertama, yakni antara bulan Januari sampai tersebut dilakukan, karena masa Januari hingga Februari merupakan musim penghujan, sehingga pasokan air terpenuhi dan wilayah Desa Palir sampai saat ini masih terbebas ancaman banjir."Dalam satu tahun kan ada tiga masa tanam, petani di sini cuma bisa dua kali masa tanam, sisanya tanam tanaman lain, kaya mentimun, kaya kacang panjang atau jagung," pupuk terjadi di Kabupaten Cirebon beberapa waktu terakhir ini. Hal tersebut terjadi lantaran adanya pengurangan suplai dari pemerintah wilayah Kabupaten Cirebon, stok pupuk untuk petani sebanyak hanya sebanyak ton. Angka itu masih kurang ton untuk lahan pertanian di kabupaten tersebut. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini cirebon61.1 Analisis Faktor-Faktor pada Produktivitas Mentimun. Faktor-faktor pada produktivitas mentimun dapat di duga menggunakan delapan variabel yaitu benih, pupuk kandang, kapur, pupuk kimia, pupuk daun dan buah, pestisida padat, pestisida cair serta Tenaga kerja. Delapan variabel tersebut merupakan variabel yang di duga dapat mempengaruhi
Halini biasanya dilakukan pada musim kemarau, untuk mencegah kekeringan. Penanaman bibit semangka di lahan yang menggunakan mulsa plastik, dilakukan dengan cara menyobek polybag lalu dimasukkan pada lubang tanam pada mulsa sebatas leher akar. Selesai ditanam, usahakan agar batang dan daun semangka tidak menempel di mulsa plastik, karena dapat